Lombok Timur, Suara selaparang– Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menjadikan laut Telong-Elong Kecamatan Jeruwaru Lombok Timur sebagai pusat budidaya lobster dan khususnya tropika lobster.
“Karena disini (Telong-Elong-red) Infrastruktur yang sangat mendukung, airnya pun sangat mendukung dan sudah ada pembudidaya yang secara tradisional sudah melakukannya,” terang Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono pada awak media saat mengunjungi tempat budidaya lobsters. Rabu, (24/3).
Ia juga akan meminta kepada Direktorat Jendral (Dirjen) Budidaya untuk ditata menjadi lobster estet, kampung lobster yang indah dan akan menjadikan kawasan Telong-elong menjadi tempat rantai bisnis lobster tersebut.
“Kita berharap nantinya ekspor lobster terbesar di Indonesia itu ada disini. Saya sudah minta akhir tahun ini sudah berjalan dengan baik,” katanya
Ia menegaskan, pengambilan benih Lobster untuk diekspor sangat dilarang, pengambilan benih Lobster hanya boleh diambil untuk budidaya saja bukan untuk di ekspor. Mengingat benih lobster merupakan nilai kompetensi yang dimiliki Indonesia.
Ia meyebutkan potensi Lobster Indonesia adalah yang paling besar di dunia, sehingga banyak negara luar yang membeli Benih Lobster dari Indonesia.
“Tata niaganya disini nanti kita akan kelola dengan baik, mulai dari budidaya pakan kita kembangkan supaya masyarakat juga bisa hidup disitu, Lalau masyarakat yang sudah budidaya kita akan Upgread baik melalui tehnologi maupun sarana prasarana,” katanya.
Ia mengatakan, kampung Lobster tersebut nantinya tidak hanya dibentuk di Telong-elong saja. Namun juga di daerah lain seperti Ekas, umumnya di Lombok, namun akan dipusatkan di laut Telong-elong.
Adapun untuk membantu para pembudidaya lobster, dirinya akan mendorong Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memberikan bantuan modal usaha, mengingat budidaya lobster sendiri memerlukan biaya sangat mahal.
“Kita juga ada BLU, nanti kita akan evalusi yang betul-betul, ingin membudidaya dan bekerja kita akan bantu, yang pasti ada bimbingan, penyuluhan dan pendampingan,” ucapnya.
Sementara itu, Sekda Lotim yang mewakili Bupati Lotim, H M Juaini Taufiq mengatakan, KKP dengan Pemkab Lotim sudah melakukan tandatangan MoU untuk mengembangkan kampung Lobster dan perbaikan tata niaga lobster.
” KKP nantinya akan memberikan kita informasi tentang harga lobster yang sebenarnya, yang selama ini pembudidaya tidak tau, sehingga ada keteransparaanan harga,” ucap Juaini.
Selain itu, kata Juaini, nantinya akan dibuat setandar kulaitas produk sebelum lobster di ekspor. Adapun saat ini, gubernur NTB juga sudah memberikan aset Provinsi kepada KKP yang nantinya akan dijadikan sebagai Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Budidaya.
“Orang kementerian sendiri yang akan bertugas disini,” katanya.
Sebagai orang yang pernah menjabat sebagai Camat di Jerowaru, ia menilai tidak ada perubahan yang signifikan di masyarakat Telong-elong khususnya dalam budidaya Lobster, baik persoalan harga maupun soal pakan, sehingga nantinya setelah dijadikan sebagai senteral budidaya ada perubahan bagi masyarakat.
” Nanti disini riset akan kita kembangkan juga di UPT Budidaya yang sudah ditandatangani MoU tadi,” katanya.
Kata dia, kebutuhan Lobster Indonesia perbulannya sampai 500 ton untuk diekspor. Sedangkan hasil produksi di Lombok sendiri mampu memperoduksi lobster hingga 30 ribu Ton perbulannya dan Lotim sendiri perbulannya bisa memproduksi hingga 10 ribu ton.
” Itu artinya pembudidaya kita ini persoalannya tidak pada oper produksi. dengan melihat kebutuhan Indonesia masih kurang, tinggal bagaimana Pemerintah hadir menjamin harga yang tetap bersaing, jangan disaat produksi tinggi harga turun, ada kepastian petani lobster kita,” katanya.
Adapun mengenai harga, nantinya akan diumumkan setiap hari di kantor yang bertempat dikawasan Telong-elong. Sehingga masyarakat tau berapa harga yang beredar dipasaran.