Lombok timur, Suara Selaparang– Kepala Desa Danger Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur patut di apresiasi Sebab bersama Pemdes mampu menciptakan alat pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar Bensin, Solar dan minyak tanah.
patut dijadikan contoh lantaran hal tersebut menjadi berniali komersial tinggi dalam pemasukan pendapatan desa Apalagi kedepan akan dikelola oleh BUMDES.
Dikatakan oleh kepala Desa Danger Kaspul hadi mengatakan bahwa dirinya ingin Menjadikan desa menjadi Desa mandiri jelasnya kepada jurnalis Suara Selaparang.co.id. saat ditemui kantornya pada jumaat (9/4/21)
Tambah oleh Kaspun Hadi selaku kades disamping itu keungulan desa Danger juga pemberdayaan ekspor kayu Gaharu dan produk UMKM seperti produksi Tahu, Tempe serta Krepik Tempe dan Tahu ,” ungkap kades pada keteragan persnya ( 11/4)
Dalam mewujudkan Kampung Sehat yang diinisiasi Kapolda NTB Irjend Pol Muhamad Iqbal S.I.K. Pemdes Danger bersama Kapolsek Masbagik AKP Zainudin Basri, Bhabinsa, Bhabinkantibmas, juga tokoh masyarakat berjibaku dalam mesosialisakan ke masyarakat tentang disiplin terhadap prokes dan menjalankan 5 M.
TempatvTerpisah kapolsek Masbagik AKP Zaenudin Basri mengatakan bahwa Di Desa Danger setiap aktifitas masyarakat selalu mematuhi Protokol kesehatan karena Kampung Sehat di anggap sebagai wahana pembelajaran masyarakat atas kepatuhan terhadap protokol kesehatan dalam memerangi penyebaran Virus Covid-19. Dengan Tujuannya agar masyarakat terhindar covid 19 , Jika masyarakat sehat perekononian akan bejalan.” Terang kapolsek ( 11/4 )
Tambah oleh Kades Danger bahwa mesin pengelola sampah menjadi Bahan Bakar dapat mengolah satu kilo sampah plastik yang bisa mengahasilkan 1 liter bensin, dan 1.5 liter solar dan minyak tanah. Pembuatan alat ini sudah satu tahun berjalan, sementara ini BBM yang dihasilkan di manfaatkan untuk bahan bakar operasional Pemdes.” (11/4)
Kegiatan tersebut dimulai dari tahun 2019 dengan hasil yang dicapai sempat menjadi juara 1 tingkat provinsi untuk Teknologi Tepat guna.
Mesin produksi pengolahan sampah dibuat oleh Pemdes Desa Danger. Rencana kedepan kami mau perbesar agar bisa dikelola menjadi nilai komersil di masyarakat dan diolah menjadi perusahaan yang besar agar dapat memperdayakan masyarakat Desa Danger khususnya.
Program ini juga dalam rangka mendukung program Zerowaste di NTB. Tapi pemerintah daerah maupun propinsi belum ada respon bahkan perhatian serius terhadap kreatifitas Pemdes Desa Danger terhadap penemuan alat pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar ,” sesal kades Kaspun Hadi
Selaku Kades berharap pemerintah merespon terhadap apa yang telah diProgram dalam membantu Zerowaste, program prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur NTB , dengan alat tersebut jika kami didukung maka NTB akan menjadi daerah yang maju sehingga indutrialisasi progam unggulan Gubernur NTB dapat terealisasi dengan harapan ,” Terang Kaspul Hadi.
program lain prioritas unggulan Desa Danger Kecamatan Masbagik Lotim yang sudah mendunia yaitu ekspor kayu Gaharu ( Pohon mahal asli Indonesia) Pohon Gaharu banyak sekali manfaatnya bukan hanya untuk kosmetik tapi bisa juga untuk obat.
Mansur. SPd selaku pemilik usaha menjelaskan kepada jurnalis Suara selaparang.co.id. bahwa ada sekitar 1.600 orang di Desa Danger yang menggantungkan matapencaharian dibisnis tersebut.
Dimasa pandemi Covid sekarang ini tinggal 600 orang yang terlibat dalam kegiatan ekspor Gaharu musibah Covid juga mempengaruhi bisnis Kegiatan inipun juga dikelola oleh Bumdes bersama masyarakat. Terangnya. (11/4)
Melihat prospek besar bisnis Gaharu yang menjanjikan, untuk program berkelanjutan warga desa di wajibkan menanam gaharu di pekarangan rumahnya dengan Jumlah penduduk Desa Danger berjumlah 16.000 jiwa sedangkan Jumlah KK sebanyak 6.000. Dengan luas wilayah 296,3 hektar. Program unggulan olahan kayu Gaharu sudah go internasional dan sudah menembus pasar Timur Tengah seperti Arab Saudi, Eropa dan Asia.
Selainitu untuk produk UMKM di Desa Danger lebih berkonsentrasi pada pengolahan Tahu tempe Yang di olah menjadi kripik tempe, kripik tahu. Pemasaran produk ini sudah menyebar keseluruh pulau Lombok. UMKM Pemilik produksi Tahu Kurnia H. Kaharudin (55) mengatakan dirinya perlu bimbingan pemerintah untuk membuat kemasan yang menarik agar dapat masuk ke pasar modern, ungkapanya.
(SS.ibn )