Gerung, Suara Selaparang – Kuliah Kerja Partisipasif (KKP) salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat mahasiswa UIN Mataram di Desa Batu Kumbung, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
Kegiatan KKP di lakukan dari tanggal 3 Juli 2023 dan berakhir pada tanggal 22 Agustus 2023.
Tentu saja, momentum ini sebagai ajang yang sangat bagus bagi mahasiswa.
Atas segala ilmu pengetahuan yang telah di dapatkan selama duduk di bangku perkuliahan untuk mengimplementasikannya pada masyarakat.
Jika di tilik lebih jauh maka pengabdian ini berkorelasi dengan konsep pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan terdapat serangkaian kegiatan untuk memperkuat keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah.
Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan yang ingin di capai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Baik yang bersifat fisik hingga sosial seperti salah satunya berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
Hal ini relevan dengan kegiatan yang di lakukan oleh kelompok Kuliah Kerja Partisipasif (KKP) dari UIN Mataram di Desa Batu Kumbung yaitu kegiatan gotong royong.
Dengan pendampingan yang teramat baik di lakukan oleh Dosen Pendamping Lapangan, Bapak Alif Ilman Mansyur.
Mahasiswa KKP UIN Mataram melakukan kegiatan tersebut pada tanggal 8 Juli 2023.
Gotong Royong
Gotong royong itu sendiri di lakukan atas dasar keresahan masyarakat bagian hilir yang kesulitan air.
Yang di sebabkan adanya pembuatan tanggul dari hulu tanpa didasari Surat Keputusan (SK).
Hingga pada tanggal 7 Juli 2023, tepatnya ba’da isya, masyarakat dengan Kepala Desa melakukan rapat terkait ihwal masalah sosial itu.
Lalu, keesokan harinya, inisiasi itu segera di realisasikan agar tidak sebatas di canangkan semata.
Ketika di komparasikan antara kegiatan gotong royong dengan kesejahteraan sosial yang tentunya hal itu sejalan dengan pemberdayaan untuk perbaikan kesejahteraan setiap individu dan masyarakat.
Di sisi lain dengan eksistensi mahasiwa kelompok KKP UIN Mataram, terlebih lagi rasa berkesan yang di tanamkan.
Sangat di apresiasi oleh Kepala Desa Batu Kumbung, H. Wirya Adi Saputra dan masyarakat setempat atas implikasi yang begitu membekas tersebut.
“Hallo effect atau kesan pertama tersebut yang kami berikan pada masyarakat akan selalu di usahakan agar tetap di pertahankan. Hingga berakhir kegiatan KKP (Kuliah Kerja Partisipasif) ini. Karena kami rasa pengabdian tanpa di imbangi dengan kesan yang baik. Akan menghambat proses pengabdian, dan tentunya secara tidak langsung menimbulkan sebuah masalah sosial yang baru. Dan terakhir, harapan kami beserta lapisan masyarakat setempat, agar jiwa melestarikan gotong royong ini tetap terjaga. Jangan sampai semangat gotong royong itu kedepannya seiring dengan majunya era digital justru memudar. Oleh sebab itu, menurut kami untuk menghindari hal itu di perlukan beberapa upaya guna melestarikan perilaku gotong royong agar tetap bisa bertahan. Contohnya seperti mengurangi dan meminimalisir sejumlah anggapan yang mengemukakan bahwa perilaku gotong royong termasuk hal yang tidak penting untuk dilakukan,” ungkap Alin Syirah, Mahasiswa KKP UIN Mataram.
Ikuti kami di Google News









