Lombok Timur, SUARASELAPARANG.com – Begawe merupakan salah satu tradisi yang sampai saat ini masih di jaga suku Sasak sebagai media atau sarana masyarakat membangun hubungan sosial.
Tidak hanya kalangan atas yang masih melakukan tradisi ini, kalangan menengah ke bawah pun masih menjaganya.
Lalu Azhari salah seorang pemuda di Desa Kotaraja yang sedang melakukan pembuatan jajan khas “Pangan Wajik” mengungkapkan.
Tradisi begawe suku sasak di kampungnya masih terbilang sakral.
“Sampai saat ini di Barat Masjid, Dusun Jabon Desa Kotaraja, tradisi begawe masih terjaga,” ungkapnya.
Lalu Azhar pun mengakui proses pembuatan jajan khas “Pangan Wajik” menghabiskan waktu kurang lebih 7 jam.
“Proses pembuatan jajan ini menghabiskan waktu kurang lebih 7 jam, kita mulai jam 04.00 sore, dan selesai jam 11.00 malam hari,” jelasnya.
Tradisi Begawe Susuk Sasak
Di lansir dari kompasnia.com, Suku Sasak dikenal sebagai suku yang bermukim di Pulau Lombok, pulau yang dijuluki “Pulau Seribu Masjid”.
Layaknya suku-suku lain yang berada di Indonesia, Suku Sasak juga memiliki beragam tradisi dan budaya yang unik.
Bila kita berkunjung ke Lombok, kita akan menjumpai sekelompok orang yang sedang melaksanakan nyongkolan atau mengiringi pengantin dari rumah mempelai laki-laki menuju rumah mempelai perempuan melintasi trotoar jalan.
Saat melaksanakan nyongkolan, ada tradisi gotong-royong yang mengiringi acara, yaitu begawe.
Kata “begawe” merupakan padanan kata dari bega dan gawe.
Bega bila di Indonesiakan berarti bodoh, sedangkan gawe berarti memiliki nilai atau berguna.
Begawe di artikan oleh masyarakat Suku Sasak adalah sebuah kegiatan menghambur-hamburkan harta namun memiliki nilai tersendiri.
Secara aplikasi, begawe adalah kegiatan bahu-membahu untuk melancarkan acara atau hajatan mulai dari persiapan hingga acara selesai.
Tradisi begawe biasanya di lakukan oleh kalangan keluarga, kerabat, tetangga hingga warga dusun dari Epen Gawe (orang yang memiliki acara, red).
Tidak hanya acara merarik (pernikahan, red) yang menggunakan tradisi ini, tetapi acara-acara seperti nyunatang (sunatan/khitanan, red), ngurisang (aqiqah, red), bahkan mate (kematian, red) menggunakan tradisi begawe.
Ikuti Suara Selaparang di Google News









